Selasa, 25 Mei 2010

Bangun Budaya Sensitif

Pakar Multiple Inteligen, Ayah Edi, menyarankan orangtua membangun budaya sensitif di rumah.
Berikut langkah yang harus diambil orang tua dalam menghadapi kelakuan buruk anak.

1. Jangan cepat memvonis kesalahan anak. Tapi hendaknya, orang tua harus introspeksi diri atas perilaku anaknya. Karena, biasanya anak punya kebiasaan mencontoh kondisi di lingkungannya.
2. Ibarat hukum paku, jangan lantas cepat membentak dan menghukum anak. Sebab, bila ucapan telah dilontarkan ke anak, maka anak akan menyimpan semua ucapan orangtua di hatinya.
3. Bersikaplah demokratis dalam menghadapi anak. Tanyakan bagaimana cara Anda bersikap saat menghadapi kelakuannya. Anak dan orangtua punya sudut pandang yang berbeda dalam menilai sesuatu.
4. Jangan capat membentak anak, tapi kenalilah anak Anda. Stres yang dialami orangtua dalam menghadapi perilaku anak justru disebabkan orangtua yang enggan mengenali pribadi anaknya sehingga punya presepsi tersendiri mengenai anak.
5. Jangan melihat anak dari keburukannya. Tapi justru dari kebaikannya. Bila orangtua melihat dari sisi yang buruk, maka akan timbul rasa stres dan marah.

Read More...

Beberapa Aib Kita

1. Kita khawatir terhadap mudharat dari orang yang tidak memilikinya serta berharap suatu manfaat dari orang yang tidak punya kemampuan untuk itu.

2. Kita tidak mengakrabi kebenaran dan ketaatan bahkan terbiasa dengan kebathilan dan kemaksiatan.

3. Lalai, menunda-nunda pekerjaan, mendekatkan angan-angan dan menjauhkan akal.

4. Kita selalu sibuk dengan aib orang lain. Tidak melihat aib sendiri.

5. Kita sibuk memperbaiki yang zahir agar orang lain senang dan melupakan yang bathin yang dengannya Allah tidak ridha padamu.


6. Kita sudah tidak merasakan lezatnya ketaatan bahkan merasa senang dengan kemaksiatan.

7. Kita bangga dengan kemegahan dunia lalu meremehkan wanita muslimah yang lain.

8. Membuang-buang waktu dengan banyak bicara karena ketidaksadaranmu bahwa tidak ada satu kata yang keluar dari mulutmu melainkan Allah mencatatnya.

9. Sedikitnya keyakinanmu bahwa dunia bukanlah kediaman abadi dan akhirat tempat yang kekal.

10. Kita merasa baik jika melakukan sesuatu perbuatan dan jika orang lain melakukannya kita menganggapnya jelek.

11. Banyak dosa, aib, sedikit istighfar dan sedikit bertaubat.

12. Kita memandang remeh pendapat orang lain dan bangga dengan pendapat sendiri.

13. Berlarut-larut dalam dosa dan hanya mengharap-harap rahmat dan maghfirah.

14. Kita selalu melihat diri anda baik dan selain anda jelek.

15. Kurang bersandar kepada Allah tatkala terjadi bala’.

16. Cepat merasa lesu tatkala memulai ketaatan.

17. Karena sedikitnya ilmu, anda tidak mengetahui bahwa taufiq yang anda peroleh itu semata-mata dari Allah SWT.

18. Senang tampil, walaupun merasa ikhlas.

19. Mencari kesenangan orang walaupun maksiat kepada Allah SWT.

20. Angkuh, bermegah-megah dengan kehidupan dunia, melupakan akhirat dan sedikit melakukan kebaikan untuknya.

21. Kita melakukan permusuhan dengan landasan hawa nafsu bukan atas dasar kebencian karena Allah.

22. Tidak megamal ilmu yang Kita miliki, dan merasa bangga dengan ilmu tersebut.

23. Kita senang mengetahui rahasia orang lain kemudian menyebarkan rahasia tersebut.

24. Tertipu dengan pujian dusta dan benci dengan celaan yang benar.

25. Kita mengetahui kekurangan dan kebodohan diri sendiri, tetapi tidak segera memperbaikinya.
Read More...